Monday 20 May 2013

Kata-kata Mutiara 'Ali bin Abi Tholib k.w. Tentang Akal (Bagian Kedua)


Akal
Kata-kata Mutiara 'Ali bin Abi Tholib k.w.
Sebelumya Akal Bagian Pertama >>

Akal adalah rekaman terhadap berbagai pengalaman.

Rosulmu adalah juru terjemah akalmu.

Pahamilah kabar jika kalian mendengarnya dengan Akal yang penuh dengan pemahamaan, bukan Akal yang sekedar meriwayatkan. Sesungguhnya periwayat ilmu banyak jumlahnya, sedangkan yang memahaminya sedikit.

Orang yang berakal bersaing dengan orang-orang saleh agar dapat menyusul mereka, dan dia ingin sekali dapat berserikat dengan mereka karena kecintaannya terhadap mereka, meskipun amalnya tidak mampu menyamai mereka.

Orang berakal, jika berbicara dengan suatu kalimat, maka ikut bersamanya hikmah dan nasihat.

Orang yang paling bijak akalnya dan yang paling sempurna keutamaannya adalah yang mengisi hari-harinya dengan perdamaian, bergaul dengan saudara-saudaranya dengan rekonsiliasi, dan menerima kekurangan zaman.

Tidaklah patut bagi orang yang berakal kecuali berada dalam salah satu dari dua kondisi ini, yaitu berada dalam cita-cita yang paling tinggi untuk mencari dunia, atau berada dalam cita-cita yang paling tinggi untuk meninggalkannya.

Tidaklah layak bagi seorang yang berakal untuk menuntut ketaatan orang lain (terhadapnya), sedangkan ketaatannya terhadap dirinya sendiri ditolak.

Orang yang berakal adalah orang yang mencurigai pendapatnya sendiri dan tidak mempercayai apa yang dipandang baik oleh dirinya.

Orang yang berakal adalah yang menjadikan pengalaman-pengalaman (hidup) sebagai nasihat baginya.

Sesungguhnya perkataan orang-orang berakal, jika benar, maka ia adalah obat, namun jika salah ia adalah penyakit.

Permusuhan orang-orang pintar adalah permusuhan yang paling berat dan paling berbahaya karena ia hanya terjadi setelah didahului dengan hujah dan peringatan, dan setelah tidak mungkin lagi ada perdamaian di antara keduanya.

Sesungguhnya sesuatu yang tidak disukai (kesialan) memiliki batas yang pasti akan berakhir. Oleh karena itu, seorang yang berakal hendaknya bersikap tenang sampai kesialan itu hilang (berlalu dengan sendirinya). Sebab, menghindar darinya sebelum habis waktunya hanya akan menambah kesialannya.

Orang yang paling disukai oleh orang berakal adalah musuhnya juga berakal. Sebab, jika musuhnya itu berakal, maka dia akan merasa aman dari kejahatannya.

Celaan orang-orang yang berakal lebih berat daripada hukuman seorang penguasa.

Permulaan pendapat orang berakal adalah akhir pendapat orang bodoh.

Bagi orang yang berakal, hidup dalam kesusahan bersama orang-orang berakal lebih disenangi daripada hidup dalam kelapangan bersama orang-orang bodoh.

Semoga bermanfaat.

Rating: 4
◄ Posting Baru Posting Lama ►